Mengapa Satelit yang Jatuh ke Bumi Tak Bisa Diprediksi?

Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA) mengatakan bangkai satelit Upper Atmosphere Research Satellite (UARS) akan segera jatuh ke Bumi. Namun satelit yang mempunyai beban 6 ton tersebut tidak diberi tahu secara detail lokasi yang akan menimpanya.

Ada beberapa alasan yang dikemukan NASA mengenai mengapa bangkai satelit yang jatuh ke Bumi itu tidak bisa diprediksi secara detail. Menurut lembaga tersebut, alasan yang paling utama adalah karena NASA saat ini tidak memiliki kontrol ketika satelit memasuki atmosfer.

Sehingga NASA hanya dapat memprediksi potongan satelit yang akan jatuh berdasarkan ukuran dan massa. Apalagi ketika masuk ke atmosfer satelit akan jatuh dengan tercerai-berai, sehingga benda berat untuk area tertentu akan bergerak lebih cepat.

Dilansir melalui Popular Mechanics, Jumat (23/9/2011), NASA mengharapkan pelat penyangga milik satelit yang mengorbit sejak tahun 1991 merupakan yang pertama menyentuh tanah, kemudian diikuti dengan braket, tangki propelan, dan roda pelek. Jejak puing-puing total akan terpencar-pencar sekira 600 mil.

Nah pertanyaanya di mana potongan satelit ini akan jatuh dalam rentang 600mil? Bahkan sekarang, satu atau dua hari sebelum masuk, tidak ada yang justru dapat memprediksi itu sampai mereka benar-benar jatuh.

UARS saat ini mengorbit dalam kemiringan pada 57 derajat, yang berarti bahwa sekali setiap jam dan setengah atau lebih, jejak ground (titik di tanah langsung di bawah itu) akan berubah dalam lintang dari 57 derajat utara sampai 57 derajat selatan.

Bahkan kemudian, itu masih sulit untuk diprediksi karena semua tergantung pada keadaan matahari dan fluktuasi tak terduga di atmosfer.